Jumat, 04 Januari 2013


                Menuntut psikologi anak di kelas rendah yang cenderung lebih suka bermain dari pada belajar, membuat kita para guru SD kelas rendah sering kewalahan untuk mengkondisikan anak belajar di kelas dengan tenang. Sering kali anak – anak suka membuat ulah di kelas yang membuat proses pembelajaran terganggu dan tujuan pembelajaran banyak tidak tercapai dengan baik.
                Bagi anak pandai, mereka mungkin akan merasa terganggu dengan kebiasaan teman – teman mereka yang suka membuat gaduh di kelas. Tetapi bagi mereka yang mempunyai misi yang sama yaitu bermain, akan mendukung aksi teman – teman mereka yang bermain di dalam kelas dan boleh jadi mereka akan ikut bermain di dalam kelas. Bukan karena mereka di biarkan oleh para guru untuk bermain ketika pembelajaran berlangsung di dalam kelas, tetapi sering kali para guru harus berkali – kali bahkan harus seribu kali ( versi lebbay. :D ) mengingatkan anak biang keributan untuk memperhatikan penjelasan dari kita para guru. Tetapi sekali diperingatkan, satu menit memperhatikan, menit berikutnya mereka sudah punya kegiatan baru yang menurut mereka lebih menyenangkan daripada belajar. Jadi untuk 60 menit jam belajar di kelas, mungkin bisa butuh 30 kali kalimat peringatan untuknya. Satu kali peringatan membutuhkan 30 detik untuk bersuara, jadi 30 detik dikalikan 30 kali kalimat peringatan hasilnya adalah dibutuhkan 900 detik untuk guru bersuara. 900 detik sama dengan 15 menit jam belajar di kelas. Jadi 60 menit dikurangi 15 menit sisanya tinggal 45 menit belajar di kelas yang mungkin efektif oleh para guru untuk bisa digunakan. Hahahahay,,, begitulah anak – anak sering mudah merasa bosan dengan rutinitas yang sama dan menurut mereka tidak menyenangkan. Tapi kita para guru seringnya ‘memaksa’ mereka untuk ‘belajar’.
                Lebih penting ‘membelajarkan’ mereka, atau lebih menyenangkan ketika mereka bisa belajar karena senang ?
Membuat anak biang gaduh untuk belajar mungkin memang sulit, karena kadang mereka tidak mempan dengan peringatan ataupun hukuman. Yang seharusnya dilakukan oleh kita para guru adalah mencari jalan keluar bagaimana caranya membuat anak – anak, baik itu si biang gaduh ataupun mereka yang tergolong anak – anak pandai merasa senang ketika belajar di kelas. Banyak hal yang bisa kita lakukan oleh para guru untuk mengkondisikan pembelajaran di kelas seperti tempat bermain untuk anak – anak, tetapi tetap tidak melupakan tujuan dari pembelajaran tersebut. Agar mereka bisa merasa senang belajar di kelas dan belajar dengan baik bukan karena ‘dipaksa’ belajar.
Contoh masalah yang sering dilakukan oleh biang gaduh di kelas :
1.                   Menarik pensil teman yang sedang mengerjakan tugas dengan serius.
2.                   Sering minta ijin kepada guru untuk keluar kelas dengan alasan meruncingkan pensil dan ketika di luar kelas mereka malah menonton pertandingan volly yang sedang dilangsungkan oleh kelas lain pada jam pelajaran olahraga di kelasnya. ( catatan : hal ini bisa mereka lakukan lebih dari 5 kali minta ijin untuk satu jam pelajaran di kelas ).
3.                   Menarik buku teman yang sedang digunakan untuk menulis tugas dengan seriusnya.
4.                   Ketika guru sedang menerangkan kadang bermain sendiri dengan mainan yang mereka bawa dari rumah atau yang baru saja mereka beli dari pedagang mainan di luar pagar sekolah sebelum mereka masuk ke kelas. Ketika mainannya sudah ‘diamankan’ mereka masih punya pensil, kertas, buku tulis, buku gambar, ataupun benda lainnya yang bisa juga mereka gunakan untuk bermain.
5.                   Berkelahi. ( Hal ini sering mereka lakukan berkali – kali tanpa merasa berdosa )
6.                   Menaruh kaki mereka di jalan ketika ada teman lain maju ke depan untuk bertanya kepada guru.
7.                   Memperhatikan teman lainnya dan melaporkan kepada guru atas kesalahan mereka. Jangan salah, hal ini bukan karena mereka tertib atau bertidak disiplin, tetapi malah membuat mereka terkesan mencari – cari kesalahan teman untuk menutupi kesalahannya sendiri. Dan dengan begitu anak tersebut malah tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
8.                   Berteriak – teriak di dalam kelas sehingga volume suaranya mengganggu penjelasan dari guru.
9.                   Mengajak teman bercerita ketika guru sedang menerangkan.
10.               Bercanda dengan teman sebangkunya.
11.               Berjalan – jalan di dalam kelas dan tidak segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
12.               Membuat teman menangis dengan ulahnya.
13.               Kadang tiba – tiba memukul – mukul meja untuk membuat irama musik.
14.               Dan lain – lain, dan lain – lain....

Bagaimana caranya membuat anak – anak, baik itu si biang gaduh ataupun mereka yang tergolong anak – anak pandai merasa senang ketika belajar di kelas ?
Mengingat mengajar anak – anak sekolah dasar bukan cuma aspek ilmu pengetahuan yang perlu ditekankan, tetapi juga mendidik mereka agar mempunyai kebiasaan yang baik karena pendidikan moral perlu ditanamkan sejak kecil.
Salah satu cara yang saya lakukan ketika mengajar anak – anak kelas dua di SD saya :
Hal  yang harus kita lakukan :
1.                   Membuat alat tukar yang syah di dalam kelas.
Dalam kehidupan nyata bisa dikatakan mata uang yang berlaku di dalam kelas. Uang tersebut bisa disebut karakter dalam kurs mata uang besar. Dan diamon untuk kurs mata uang kecil. Sepuluh diamon sama dengan satu karakter. Diamon bernilai sepuluh, dan karakter bernilai seratus. Karakter maupun diamon tersebut dapat digunakan sebagai pengganti nilai yang beredar di dalam kelas.
                Contoh bentuk diamon dan karakter yang saya buat :
                Diamon                                :



                Karakter               :
               


Catatan :
ü   Diamon dibuat dengan ukuran lebih kecil dari karakter, menunjukkan nilai tukarnya yang memang lebih kecil dari karakter.
ü   Diamon dibuat satu jenis saja, karena dianggap koin kecil saja dan untuk memudahkan anak – anak memilih serta guru menyiapkan diamonnya.
ü   Karakter dibuat dengan ukuran lebih besar, karena menunjukkan nilai tukarnya yang memang lebih tinggi dibandingkan dengan diamon.
ü   Karakter dibuat dengan gambar yang menarik dan bermacam – macam membuat siswa menyukai untuk mengumpulkan karakter demi karakter.
ü   Karakter dibuat untuk media pembelajaran juga, contohnya karakter dengan bentuk jam digital atau jam analog bisa digunakan oleh siswa untuk belajar membaca jam khususnya anak – anak kelas dua.
ü   Sepuluh diamon dapat mereka tukarkan dengan satu karakter yang mereka suka.

2.                   Membuat kelompok belajar di kelas
Melatih kebersamaan dan setiakawan, mengingat anak – anak di kelas rendah masih  cenderung lebih suka bersaing dan mencari kesalahan teman serta kebenarannya sendiri. Mereka masih suka bertindak individual dari pada kerja kelompok dan masih belum mengenal tenggang rasa antar teman.
Dibuat kelompok bertujuan untuk melatih kebersamaan dan kesetiakawanan antar teman, serta digunakan untuk mengumpulkan mata uang mereka tiap kelompok. Kerja kelompok dilakukan di semua kegiatan pembelajaran, mulai dari datang ke sekolah sampai pulang dari sekolah. Dan memberikan nama untuk masing – masing kelompok menggunakan nama hewan atau buah – buahan atau yang lainnya sesuai dengan keinginan anak. Jumlah anggota di setiap kelompok di usahakan terdiri dari dua anak atau tiga anak saja, agar mereka lebih mudah bekerjasama dengan teman kelompoknya.

3.                   Aturan yang digunakan dalam sistem pembelajaran ini
Meliputi reward yang akan diberikan untuk setiap kegiatan dikelas. Misalnya :
a.                Guru membuat regu piket untuk perkelompok belajar di kelas dengan membagi tugas kegiatan untuk tiap – tiap anak, dan setiap pekerjaan yang di kerjakan dengan baik akan mendapat misalkan dua diamon untuk tiap anak yang mengerjakan tugasnya dengan baik.
b.                Memberikan satu karakter untuk setiap nilai 100 yang terjadi. Bisa juga di urutkan untuk nilai dibawahnya dengan akumulasi nilai yang lebih kecil.
c.                 Memberikan penghargaan untuk kelompok yang paling tertib dengan memberikan lima diamon.
d.                Dan lain – lain, dan lain – lain sesuai kehendak guru yang memanageri permainan di kelas ini.

Hukuman, mengingat hukuman fisik kadang kurang baik bagi perkembangan mental anak, yang kadang untuk anak yang pendiam akan menjadi penakut ketika kesalahannya disikapi dengan hukuman keras untuk anak – anak usia rendah tetapi kalau tanpa hukuman bisa membuat mereka tidak jera dan kurang menyadari kesalahannya. Maka dari itu disini permainan ini memberikan sedikit solusi untuk masalah ini. Yaitu dengan, misalnya :
a.                   Untuk setiap anak yang tidak tertib di kelas meliputi hal – hal, hal – hal, seperti contoh – contoh tentang masalah yang sering dilakukan oleh biang gaduh di kelas seperti yang telah ditulis di atas akan pendapat pengurangan nilai misalnya dua karakter untuk kelompoknya.
b.                  Dua karakter untuk kelompok yang anggotanya ada anak yang tidak mengumpulkan PR.
c.                   Atau juga dua karakter untuk semua pelanggaran disiplin di kelas ataupun di sekolah.


4.                   Guru menjadi penjual alat tulis di kelas
Setiap kelompok mempunyai wadah untuk mengumpulkan nilai yang tertambah dan terkurangi pada setiap proses pembelajaran di kelas. Untuk setiap nilai yang terkumpul dapat digunakan oleh kelompok untuk membeli alat tulis menulis yang dijual oleh guru di dalam kelas. Pembelian alat tulis menulis di dalam kelas ini cuma bisa menggunakan uang karakter yang telah dikumpulkan oleh masing – masing kelompok. Pembelian alat tulis ini harus dilakukan dengan cara yang adil, yaitu misalnya satu kelompok ada dua anak, ketika mereka membeli buku, maka mereka harus membeli dua buku untuk kelompoknya agar tiap anak mendapat bagian yang sama. Atau bisa juga alat tulis yang berbeda asalkan alat tulis itu mempunyai nilai tukar  yang sama.
Harga yang saya tetapkan untuk alat tulis yang saya jual di kelas :
NO
ALAT TULIS
HARGA
JUMLAH KARAKTER YANG DIBUTUHKAN
1
Penghapus
500
5 karakter
2
Pensil
1000
10 karakter
3
Penggaris
1000
10 karakter
4
Buku Tulis
1500
15 karakter
5
Buku Gambar
1500
15 karakter
6
Pewarna ( pastel )
5000
50 karakter
                               
                                Setiap transaksi yang terjadi, dicatat oleh guru di buku khusus. Contoh format yang digunakan untuk mencatat transaksi dikelas yang saya buat :
Misalnya,
NAMA KELOMPOK : PANDA
NO
NAMA ALAT TULIS
HARGA
JUMLAH
BAYAR
KETERANGAN
1
Buku tulis
1500
2
3000
2
Pewarna / Pastel
5000
1
5000













Keterangan di ceklist ketika alat tulis tersebut sudah diberikan kepada anak, karena hari sebelumya mereka biasanya memesan dahulu alat tulis yang mereka ingin beli dan pembayarannya dilakukan hari itu juga sedangkan alat tulisnya diberikan oleh guru pada hari berikutnya. Karena alat tulis itu kadang belum dibeli atau masih disimpan di kosan :D.
5.                   Finally
Pada akhir semester, semua transaksi yang tercatat dan sisa karakter maupun diamon yang dimiliki oleh masing – masing kelompok diakumulasikan untuk mencari juara pertama, kedua, dan ketiga, atau sesuai keinginan guru ingin memberikan juara sampai tingkat ke berapa. Untuk juara yang teraih akan mendapatkan hadiah sesuai kesepakatan atau keikhlasan dari guru yang memanageri permainan di kelas tersebut. J
Kadang hadiah seperti ini membuat anak – anak lebih bersemangat untuk mendapatkan dengan hasil jerih payah mereka sendiri.


CATATAN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERMAINAN INI :
1.                   Guru menyiapkan kotak diamon dan kotak karakter dalam wadah yang terpisah, agar kedua alat tukar ini tidak tercampur dan lebih  mudah dirapikan, mengingat anak – anak kelas rendah masih mempunyai insting merusak. Dan kedua kotak ini di simpan di dalam kelas yang mudah dijangkau oleh anak – anak.
2.                   Dalam mengambil diamon maupun karakter ataupun menukar diamon ke karakter yang sudah diperoleh oleh anak, dilakukan oleh anak sendiri. Jadi semua tanggungjawab diserahkan semuanya ke anak sendiri. Selain untuk memberikan mereka tanggungjawab juga melatih kejujuran mereka.

MIRACLE
                Semua anak melakukan kegiatan ini dengan jujur, malah ketika mereka menemukan diamon maupun karakter yang bukan punya mereka, mereka mengembalikan diamon maupun karakter tersebut ke tempatnya semula. Ketika ada kelebihan karakter ataupun diamon di dompet mereka, mereka pasti langsung komplaint ke saya dan mengembalikan diamon ataupun karakter yang kelebihan tersebut ke saya. Dan dengan catatan juga, ketika mereka kehilangan karakter ataupun diamon yang mereka miliki, mereka pasti juga komplaint ke saya dan dengan senang hati saya juga akan mengganti karakter maupun diamon yang hilang tersebut dengan tanpa curiga. Karena biasanya kehilangan tersebut disebabkan oleh ulah usil anak kelas lain yang suka mengobrak abrik kelas setelah anak – anak pulang. Dan jika kehilangan diamon ataupun karakter yang mereka miliki karena kesalahan mereka, biasanya mereka dengan legowo tidak akan meminta ganti atas kehilangan tersebut.J
Biasanya anak – anak selalu menghitung setiap lembar karakter maupun diamon yang telah mereka peroleh, jadi mereka kadang selalu hafal dengan jumlahnya. Maka ketika diamon serta karakter mereka bertambah ataupun berkurang karena ketidak wajaran biasanya mereka akan menyadarinya dengan mudah. :D